Sekolah Alam adalah pelatihan pengembangan diri yang menggabungkan metode eksperiental learning, diskusi kelompok dan konseling yang diperuntukan siswa-siswi dari di tingkat Sekolah Dasar (tahapan kanak-kanak akhir) sampai dengan perguruan tinggi, yang pada akhirnya menjadikan pembelajaran sambil bertindak ‘learning by do ing”. Seluruh materi dirancang sesuai dengan tugas perkembangan, pola pikir dan kebutuhan siswa tersebut. Tidak semata menenkankan pada permainan High rope yang identik dengan outbound pada umumnya.
Dalam kehidupan, manusia memiliki dua dimensi kenyataan, yaitu sebagai individu dan sosial. Pada proses perkembangannya, bersifat paradoksal. Di satu sisi, sebagai individu manusia berusaha mempertahankan diri, disisi lainnya, berkembang secara sosial. Hal demikian, bukan hanya untuk mengembangkan diri secara individu, akan tetapi juga nilai-nilai toleransi diantara sesama. Belajar yang diterapkan guna mendukung ke arah tersebut, dilakukan dengan proses eksperiental learning. Dalam eksperiental learning, siswa diajak untuk belajar sambil bertindak atau learning by doing, untuk menghayati kejadian tertentu. Guna mendalami arti toleransi, siswa tidak perlu menghafal pengertian toleransi, akan tetapi diajak untuk bertindak yang mampu memberikan pemahaman toleransi
Bentuk Kegiatan
Sekolah Alam (SELAM) memodifikasi dan menyempurnakan pelatihan outbound yang selama ini sudah terbukti efektif namun sesungguhnya ditujukan untuk orang dewasa. Berbagai macam aktivitas akan dilakukan secara berkelompok seperti diskusi untuk pemecahan masalah dan membuat perencanaan, serta permainan – permainan yang dapat membuka wawasan dan mengembangkan potensi, karakter positif, kemandirian dan rasa percaya diri.
Dilaksanakan dalam kelompok kecil (jumlah peserta per-gelombang maksimum 40 siswa), lokasi yang strategis dan biaya yang terjangkau.
Dilengkapi dengan observer yang memberikan perhatian kepada setiap interaksi yang dilakukan oleh masing–masing peserta yang berguna sebagai masukan kepada konselor tentang perilaku masing-masing siswa selama pelatihan.
Tujuan Kegiatan
Mewujudkan anak-anak Indonesia yang bukan hanya terampil dalam aspek individual seperti kepemimpinan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tetapi juga handal membina kerja sama tim, berkomunikasi (menyampaikan dan menerima pesan), menghargai adanya perbedaan pendapat serta empati pada teman sebaya.
Siswa yang telah mengikuti Sekolah Alam Gatra Dilatihdiharapkan:
• Memiliki karakter positif
• Bisa menempatkan diri dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan lingkungan
• Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi
• Berani mengutarakan pendapat dan menghargai perbedaan pendapat
• Berpikir sebelum bertindak
• Bekerja sama untuk mencapai tujuan
• Sportif
• Kreatif dan inovatif
• hasrat berprestasi tinggi dan tangguh dalam berkarya
Manfaat Untuk Orang Tua
• Orang tua bisa melihat peningkatan perkembangan anak yang bukan hanya dari aspek akademik melainkan juga segi sosial dan potensi – potensi pribadi seperti, kepemimpinan , kepercayan diri dan adaptasi terhadap lingkungan.
• Mendeteksi secara dini sekiranya anak memiliki hambatan dalam hal tertentu.
• Mengetahui dengan lebih detil apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang putera dan puterinya melalui konseling pasca pelatihan.
Manfaat Untuk Sekolah
Sekolah memiliki siswa – siswi yang termotivasi serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu bekerja sama dengan siswa lain serta bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan sosial yang ada.
Selasa, 08 Desember 2009
Peningkatan Mutu Pendidikan - 01
Sekolah Alam (School Outbound)
GATRA DILATIH
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MELALUI PENINGKATAN MUTU SDM
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan pen ingkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai suatu sistem, pada dasarnya merupakan bagian dari sistem proses perolehan pengalaman belajar. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000).
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka melalui metode pengalaman belajar diharapkan menghasilkan peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap arief bijaksana, karakter, dan memiliki kematangan emosional.
Pendidikan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah; kepala sekolah, guru dan tenaga/staf administrasi termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang, memahami, membantu sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang bersangkutan.
Disamping itu mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri yang melibatkan secara langsung warga sekolah (pendidik, tenaga kependikan, kepala sekolah, siswa, orang tua, dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah (Fadjar, A. Malik dalam Ibtisam Abu-Duhou, 2002).
Sekolah yang memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai, memiliki kepemimpinan yang kuat, mempunyai harapan yang tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi, memiliki pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/ perbaikan mutu, dan memiliki komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat, merupakan sekolah dengan manajemen yang cerdas yaitu manajemen yang mampu melakanakan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Doing, Checking, Reviewing) secara sungguh sungguh, konsisten dan berkelanjutan dalam mengelola sumber daya meliputi 7M (Man, Money, Material, Methods, Machine, Market dan Minute) sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas/bermutu bagi masyarakat dengan mendapatkan sertifikat ISO. ISO adalah sebuah upaya penghargaan dan orientasi, artinya upaya untuk mendapatkan pendidikan akan mendapatkan satu pelayanan yang memenuhi standar yang berlaku di seluruh jajaran maupun di dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)